Macam-Macam Aliran Filsafat
Filsafat telah berkembang dari zaman Yunani Kuno hingga
saat ini. Dalam perkembangannya filsafat melahirkan berbagai aliran filsafat seperti
idealisme, realisme, absolutisme, empirisme, dan lain-lain. Aliran-aliran
filsafat yang telah disebutkan sebelumnya diberi nama sesuai dengan objek yang
dikaji. Dengan kata lain, aliran filsafat dapat diberi nama apa saja tergantung
dari objeknya. Sebagai contoh, jika objek dari filsafat adalah benda-benda alam
maka nama dari filsafat tersebut adalah filsafat alam. Selain tergantung pada
objeknya, aliran filsafat juga dapat diberi nama sesuai dengan tokohnya.
Misalnya aliran Hegellilism. Aliran filsafat ini diberi nama sesuai dengan
tokoh pendirinya yaitu Hegell. Hegell adalah tokoh yang mengatakan bahwa segala
yang ada dan mungkin ada itu mensejarah. Oleh karena itulah, filsafat sejarah
diberi nama Hegellialism.
Namun,
pada masa perkembangannya aliran filsafat tidak hanya diberi nama sesuai dengan
objek dan tokohnya saja tetapi ada juga yang diberi nama sesuai dengan
sifatnya. Misalnya, jika objek yang dikaji dalam filsafat adalah benda yang
terletak di dalam alam pikir manusia maka nama filsafatnya adalah idealisme.
Sebab, benda yang terletak di dalam alam pikir itu bersifat ideal dan makna
dari ideal itu sendiri adalah tetap. Tokoh dari aliran idealisme ini adalah
Plato. Ia lahir di Athena dengan nama asli Aristocles. Ia belajar filsafat dari
Socrates, Pythagoras, Heraclitos, dan Elia. Plato sejalan dengan Permenides.
Plato menerangkan bahwa manusia itu sesungguhnya
berada dalam dua dunia, yaitu dunia pengalaman yang bersifat tidak tetap serta
dunia ide yang bersifat tetap. Dunia yang sesungguhnya atau dunia realitas
adalah dunia ide. Sebagai contoh, bilangan akan bersifat tetap dan tidak
berubah jika terletak di dalam pikiran namun apabila bilangan terletak di luar
pikiran manusia maka bilangan itu meliputi yang ada dan yang mungkin ada dengan
kata lain bilangan bersifat plural. Misalnya bilangan 5 karena bilangan ini
terletak di luar pikiran manusia maka bilangan bersifat plural. Sehingga makna
dari bilangan 5 bisa meliputi 5 yang besar, 5 yang kecil, lima yang tebal, 5
yang tipis, 5 yang biru, lima yang merah, dan seterusnya. Dengan demikian nama
filsafat dari benda yang terletak di luar pikiran adalah realisme yang bersifat
real dan tokohnya adalah Aristotelian. Aristoteles lahir di Stageria, Yunani
Utara pada tahun 384 SM.
Selain diberi nama sesuai dengan objek dan
tokohnya, ada juga filsafat yang diberi nama sesuai dengan aktivitasnya,
contohnya adalah bertanya. Pada zaman dahulu, filsafat Socrates diperoleh
dengan cara bertanya sehingga filsafatnya diberi nama dengan filsafat
dialektik. Socrates adalah anak dari seorang pemahat Sophroniscos, dan ibunya
bernama Phairnarete yang pekerjaanya sebagai seorang bidan.
Selanjutnya, jika yang benar adalah satu maka
filsafatnya adalah monoisme. Monoisme adalah yang benar itu satu yakni Tuhan.
Jika yang benar adalah banyak atau lebih dari satu maka itu adalah urusan
dunia. Karena filsafat itu adalah pikiran dan pikiran itu adalah dunia maka
pikiran itu sangatlah banyak. Jadi, dunia itu banyak, karena banyak maka dunia
itu bersifat pluralisme. Sedangkan, jika yang benar itu adalah dua maka
filsafatnya adalah dualisme. Contohnya adalah baik-buruk.
Jika ukuran yang digunakan adalah diri sendiri
yang benar maka menurut diri sendiri namanya adalah subjektifitas, tetapi jika
dirinya sendiri mengakui pendapat orang lain maka namanya adalah objektifitas. Jadi
filasafat yang kebenarannya berdasarkan kriteria diri sendiri namanya adalah
individualisme atau subjektifisme sedangkan filsafat yang kebenarannya
memerlukan konfirmasi dari orang lain maka namanya adalah objektifisme. Determinisme
adalah menentukan, menentukan dalam arti yang seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya.
Manusia tidak pernah bisa terlepas dari kegiatan to determine.
Filsafat orang yang hobinya menentukan nasib
orang lain adalah determinisme. Contohnya ini dicoret saja, ini diukur, ini
dikurangi, dan seterusnya. Contoh lain adalah ketika Anda memakai baju maka
Anda telah to determine terhadap baju yang Anda pakai. Filsafat ingin berkuasa
secara mutlak adalah totalitarianisme.
Determine sejalan dengan reduksi. Reduksi adalah
memilih. Kodrat manusia adalah terpilih dan memilih. Determine dan reduksi
merupakan metode yang sangat ampuh namun juga sangat berbahaya dan merugikan.
Contoh dari penggunaan determin dan reduksi secara bersamaan adalah ketika Anda
menatap dan memandang satu objek di sekitar anda maka Anda telah kehilangan
kesempatan untuk memandang yang lain. Pada saat itulah Anda merugi sebab objek
lain yang tidak Anda pandang mempunyai hak yang sama untuk ditatap dan
dipandang oleh Anda. Dari kegiatan tersebut Anda bersifat reduksi dan determine
sekaligus.
Filsafat yang mempelajari logika para dewa
adalah transendentalisme. Makna dari dewa disini adalah dirimu, diriku, yang
memilki dimensi yang setingkat atau lebih tinggi dari orang atau objek lain
yang ada dibawahnya. Contohnya adalah ketika seseorang memiliki adek, maka orang
tersebut adalah dewa bagi adeknya. Dengan demikian ilmunya transendentalisme
terhadap adeknya. Ketika engkau mengajar maka engkau adalah dewa bagi
murid-muridmu. sehingga jika engkau melakukan kesalahan seperti korupsi maka
muridmu tidak akan tahu, tetapi yang mengetahui kesalahanmu adalah kepala
sekolah, penilik, dan para dewa yang lain yaitu pihak-pihak yang memiliki ilmu
setingkat dan lebih tinggi dari dirimu. Karena filsafatmu adalah transenden
bagi mereka. Maksud dari transenden adalah di luar batas. Jadi, dewa adalah
setiap yang ada dan yang mungkin ada terhadap sifat-sifatnya.
Berfilsafat tidaklah mudah sehingga kita tidak
bisa berfilsafat dengan menggunakan metode yang instan. Telah dikatakan bahwa
filsafat itu hidup maka gunakanlah metode hidup dalam berfilsafat. Makna dari
metode hidup disini adalah bergaul, berinteraksi, dan membaca secara
terus-menerus. Jadi, berfilsafatlah dengan benar agar filsafatmu selalu hidup.
Pertanyaan: